Men Jelaskan Proses Pencucian Darah Pada Penderita Gagal Ginjal

2
1249
jelaskan proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal
Gambar skema ringkas prosedur cuci darah

Cuci darah atau istilah medis nya ialah hemodialisis adalah suatu prosedur medikal yang berguna untuk mengganti fungsi ginjal yang telah mengalami gangguan atau kerusakan. Artikel ini akan men jelaskan proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal. Semoga memberikan manfaat bagi yang masih bingung tentang hal ini.

Salah satu fungsi ginjal adalah membuang bahan sisa metabolisme tubuh ke dalam urin. Bila fungsi ini rusak maka harus dibantu atau digantikan oleh mesin. Bila tidak diganti tentunya sisa-sisa metabolisme yang seyogianya dibuang lewat ginjal akan menjadi racun bagi jaringan dan organ tubuh. Oleh karena itu prosedur hemodialisis ini penting untuk individu dengan kemampuan ginjal yang menurun.

Men Jelaskan Proses Pencucian Darah Pada Penderita Gagal Ginjal Secara Singkat

Selama proses hemodialisis, darah dari tubuh pasien akan masuk ke dalam mesin menggunakan saluran pipa dan membran dialisis yang steril. Membran ini yang akan berfungsi menyaring sisa-sisa metabolisme yang nantinya akan dibuang dalam cairan khusus.

Indikasi Cuci Darah
Prosedur hemodialisis dilaksanakan pada penderita gagal ginjal yang bersifat akut atau pun kronis. Berbagai tanda dan gejala gagal ginjal harus dipahami untuk lebih mudah mengenal pasien, antara lain:

  • Timbulnya tanda-tanda uremia (urea di dalam darah), misalnya gatal-gatal, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, dan keletihan.
  • Peningkatan kadar asam di dalam darah (bahasa medis nya adalah asidosis)
  • Pembengkakan pada bagian tubuh, khususnya bagian tubuh bawah karena pengaruh gravitasi. Hal ini disebabkan oleh tertimbunya cairan yang seharusnya dibuang melalui urin.
  • Peningkatan kadar kalium di dalam darah (bahasa medisnya hiperkalemia).

Prosedur Cuci Darah

Prosedur cuci darah ini melalui 3 tahapan, yaitu persiapan, proses, dan evaluasi. Sebelum menjalani hemodialisis, ada persiapan yang harus dilakukan.

Persiapan Cuci Darah

Persiapan dilaksanakan dalam waktu beberapa minggu sebelum proses pencucian. Kepada pasien akan dibuat jalur pembuluh darah agar darah mudah masuk dan keluar. Akses pembuluh darah ini biasanya ada 3 jenis, yaitu:

1. Cimino (fistula arteri-vena)
Tindakan membuat saluran buatan yang membuat pembuluh darah arteri dan vena terhubung. Dokter biasanya memasang cimino pada lengan pasien yang kurang aktif karena lebih mudah dan tidak menimbulkan banyak gangguan. Akses jenis ini merupakan akses yang paling umum dipergunakan karena tingkat keamanan dan keefektifannya paling baik.

2. Cangkok arteri-vena
Ini adalah tindakan medis dengan menambahkan selang yang bersifat fleksibel untuk membuat sambungan antara pembuluh arteri dan vena. Pilihan akses ini biasanya dilakukan bila pasien memiliki pembuluh darah yang berukuran terlampau kecil sehingga susah dibuatkan cimino.

3. Kateter Hemodialisis. Ada dua jenis kateter ini, yaitu:
Kateter non-cuffed atau sering dikenal dengan double lumen. Ini adalah jenis akses darurat. Dokter akan memasukkan kateter plastik yang steril pada pembuluh vena leher atau lipat paha. Penggunaan kateter ini hanya untuk maksimal 3 minggu. Dokter akan menganjurkan diangkat bila pasien telah dalam kondisi tidak perlu hemodialisis atau telah dipasangkan cimino.

Kateter cuffed atau sering dikenal dengan tunnelling. Ini adalah kateter yang dipasang di bawah kulit kemudian disambungkan ke pembuluh darah vena besar. Kateter jenis ini dapat bertahan 1 sampai 2 tahun. Biasanya penggunaan kateter ini dilaksanakan bilamana cimino atau pun cangkok arteri-vena tidak bisa dipakai.

Penting untuk dipahami bahwasanya akses-akses di atas terhubung ke darah yang sifatnya steril. Oleh karena itu harus dijaga kebersihannya agar pasien tidak mudah terkena infeksi ataupun komplikasi yang membahayakan kesehatan lainnya.

Selain pemasangan akses ke intravena, kepada pasien juga akan dilakukan serangkaian pemeriksaan darah. Uji ini dilakukan untuk menilai adakah penyakit hepatitis B, hepatitis C, dan HIV. Ini penting karena menjaga kesterilan alat cuci darah.

Prosedur Pencucian Darah

Tindakan pertama yang dilakukan dokter mengawali prosedur cuci darah ialah melakukan pemeriksaan keadaan fisik pasien. Penilaian tentang tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan akan dilaksanakan. Setelah itu akses cuci darah akan disterilkan untuk memulai pemasangan jarum. Jarum yang dipasang akan berjumlah 2 buah yang berguna untuk mengalirkan dari tubuh ke mesin cuci dan begitu sebaliknya.

Darah akan dialirkan dari tubuh ke mesin cuci menggunakan selang yang steril. Komponen darah yang memiliki cairan yang berlebih dan sisa-sisa metabolisme akan dibuang dengan menggunakan bantuan membran khusus. Setelah selesai pembuangan zat yang tidak diperlukan maka darah akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh dengan bantuan pompa khusus.

Selama prosedur pencucian ini, pasien diizinkan untuk melakukan aktivitas ringan yang santai, misalnya membaca, menonton TV, bermain gadget, tidur, atau aktivitas lainnya asalkan masih tetap di tempat. Pasien diperbolehkan dan sebaiknya memberi tahu apa saja suasana tidak nyaman yang timbul selama pencucian kepada perawat dan dokter.

Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencucian darah ini adalah 2,5 jam hingga 4,5 jam. Prosedur ini dilaksanakan 2 sampai 3 kali dalam satu minggu. Setelah selesai melewati prosedur maka akses cuci darah akan ditutup rapat agar darah tidak keluar. Biasanya dokter akan menimbang pasien kembali dan membandingkan dengan berat timbangan awal untuk menilai jumlah cairan yang dibuang.

Evaluasi Setelah Cuci Darah

Pasien dianjurkan untuk menjaga tingkat kesehatannya. Pasien harus mengatur dan menerapkan pola makan yang sehat dengan konsumsi cairan, garam, dan protein dalam jumlah yang seimbang. Bila diperlukan, pasien boleh berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi perihal kebutuhan nutrisi orang yang rutin cuci darah. Obat-obat yang dianjurkan oleh dokter harus diminum secara teratur.

Dokter akan terus mengevaluasi keadaan pasien. Dalam 1 bulan sekali, dokter akan melaksanakan serangkaian pemeriksaan guna memantau kondisi pasien. Beberapa pemeriksaan tersebut yaitu:

  • Tes rasio reduksi urea dan total bersihan urea. Ini untuk menilai seberapa efektif prosedur cuci darah yang dijalani. Dokter akan melakukan penyesuaian bila belum atau tidak memenuhi target.
  • Penilaian aliran darah dari akses.
  • Uji hitung sel dan zat kimia di dalam darah.

Nah, itu tadi tulisan yang men jelaskan proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal bagi para pembaca, khususnya bagi awam yang masih bingung dan khawatir akan tindakan medis satu ini. Semoga bermanfaat.

Sumber:
National Kidney Foundation. 2015. Hemodialysis Catheters: How to Keep Yours Working Well
Test and Procedures of Hemodialysis di Mayo Clinic
Khatri, M. 2015. When Do I Need Dialysis? di WebMD
Proses pencucian darah pada penderita gagal ginjal

2 KOMENTAR

Komentar ditutup.