Home ICD 10 Kode ICD 10 Cephalgia, Febris, dan Gejala Umum Lainnya

Kode ICD 10 Cephalgia, Febris, dan Gejala Umum Lainnya

2
17018
kode icd 10 cephalgia febris dan gejala lainnya
Rincian kode diagnosa ICD 10 cephalgia, febris dan gejala lainnya. Sumber gambar: drzuhdy.com

DrZuhdy.com – Salam hangat para koder sekalian. Seperti biasa di kategori ICD X ini kami akan berbagi tentang kode ICD 10 cephalgia (sakit kepala), febris (demam), dan gejala serta tanda umum penyakit lainnya. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat para koder BPJS Kesehatan pada khususnya dan tenaga medis pada umumnya.

Kode ICD 10 Cephalgia (Sakit Kepala)

kode icd 10 cephalgia
Gambar Kode ICD 10 Cephalgia

Diagnosis cephalgia sering kali ditetapkan oleh dokter, terutama dokter umum yang bertugas di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Pada koder sering bingung dalam menentukan nomor kode nya. Sehingga seringkali membutuhkan waktu yang lama dalam proses entri kode Pcare BPJS nya.

Cephalgia menunjukkan gejala sakit kepala. Istilah ini tidak ditemukan di dalam bahasa aplikasi. Bila dicari lebih lanjut maka diagnosis ini akan diarahkan ke istilah headache. Nomor kode ini cukup banyak banyak dituliskan oleh dokter.

Penjelasan Rinci Diagnosis Cephalgia (Sakit Kepala) dalam ICD-10

Salah satu contoh diagnosis dalam ICD-10 adalah Cephalgia atau sakit kepala. Sakit kepala dapat dikategorikan dalam berbagai jenis tergantung pada penyebab dan karakteristiknya:

  1. Sakit Kepala Tegang (Tension-Type Headache – ICD-10: G44.2): Ini adalah jenis sakit kepala yang paling umum. Gejalanya termasuk rasa nyeri yang konstan, tidak berdenyut, sering dirasakan di kedua sisi kepala. Sakit kepala jenis ini biasanya dikaitkan dengan ketegangan otot di leher dan kepala.
  2. Migrain (ICD-10: G43): Migrain adalah sakit kepala berdenyut yang biasanya terjadi pada satu sisi kepala. Migrain sering disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. Terdapat dua sub-kategori utama: migrain dengan aura (G43.1) dan tanpa aura (G43.0).
  3. Sakit Kepala Kluster (Cluster Headaches – ICD-10: G44.0): Sakit kepala kluster terasa sangat sakit dan biasanya terjadi di sekitar atau di belakang satu mata. Serangan ini bisa berlangsung dari 15 menit hingga 3 jam dan sering terjadi secara seri selama beberapa minggu atau bulan.
  4. Sakit Kepala Akibat Obat (Medication Overuse Headache – ICD-10: G44.4): Jenis sakit kepala ini muncul sebagai akibat dari penggunaan obat sakit kepala secara berlebihan. Gejalanya mirip dengan sakit kepala tegang atau migrain, tetapi terjadi lebih sering.
  5. Sakit Kepala Post-Traumatik (Post-Traumatic Headache – ICD-10: G44.3): Sakit kepala ini terjadi sebagai akibat dari cedera kepala. Gejalanya bisa bervariasi dan bisa termasuk migrain atau sakit kepala tegang.

Setiap jenis sakit kepala ini memiliki ciri klinis dan metode penanganan yang berbeda, sehingga penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami perbedaan di antara mereka untuk penegakan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Untuk lebih jelasnya, silahkan simak kode diagnosis sakit kepala atau cephalgia di berikut ini.

Kode Cephalgia ICD 10 Lengkap

Jadi apa saja kode ICD X Cephalgia? Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang kode diagnosa cephalgia yang kami ambil dari website resmi WHO (World Health Organization) yang bisa Anda jadi rujukan.

Rincian Kode ICD Cephalgia Lengkap Dalam Bahasa IndonesiaKode BPJS CephalgiaDaftar Kode Diagnosis Cephalgia Lengkap Dalam Bahasa Inggris
Sakit kepalaR51Headache
Nyeri kepala atau Cephalgia Akibat Migrain  
Sakit kepala karena migrainG43Migraine
Migrain tanpa auraG43.0Migraine without aura
Migren dengan auraG43.1Migraine with aura
Gejala Cephalgia Lainnya  
Sindroma sakit kepala lainnyaG44Other headache syndromes
Sakit kepala kluster dan cephalgia trigeminal otonomG44.0Cluster headaches and other trigeminal autonomic cephalgias (TAC)
Nyeri kepala akibat gangguan pembuluh darahG44.1Vascular headache, not elsewhere classified
Cephalgia atau sakit kepala tensionG44.2Tension-type headache
Nyeri kepala setelah traumaG44.3Post-traumatic headache
Nyeri kepala akibat obatG44.4Drug-induced headache, not elsewhere classified
Sindroma komplikasi cephalgiaG44.5Complicated headache syndromes
Sindroma cephalgia lainnyaG44.8Other specified headache syndromes/ icd-10 cephalgia unspecified
   
Nyeri tidak spesifikR52Unspecified pain
   

Kode ICD 10 Cephalgia Berat

Untuk kode diagnosis icd x cephalgia berat sama saja dengan kode di atas. Hal ini dikarenakan untuk penyakit atau kondisi medis ini pembagian kode tidak didasarkan atas intensitas penyakit.

Kode ICD 10 Cephalgia Kronis

Nomor kode diagnosis cephalgia kronis juga sama dengan kode yang ada di tabel di atas. Klasifikasi nomor code nya tidak didasarkan atas apakah penyakitnya akut atau kronis.

Penyakit kronis maksudnya di sini adalah sakit kepala yang sudah terjadi lebih dari 15 hari dalam 1 bulan atau menetap lebih dari 3 bulan.

Jadi, setiap penyakit cephalgia yang berlangsung sesuai dengan periode di atas, dinomori dengan nomor yang sama dengan tabel di atas.

Studi Kasus Penerapan Kode ICD-10 untuk Cephalgia (Sakit Kepala)

Kasus:

Rina, seorang wanita berusia 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan sakit kepala berdenyut yang terjadi di satu sisi kepala, terutama di area pelipis. Dia juga mengalami mual dan sangat sensitif terhadap cahaya dan suara selama episode sakit kepala. Keluhan ini telah berlangsung selama 6 bulan terakhir dengan frekuensi sekitar dua kali per bulan.

Analisis Klinis:

Berdasarkan gejala yang dijelaskan, Rina didiagnosis menderita migrain. Migrain adalah jenis sakit kepala yang karakteristiknya adalah nyeri berdenyut pada satu sisi kepala, sering kali disertai dengan mual, fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya), dan fonofobia (sensitivitas terhadap suara).

Pengkodean ICD-10:

Berdasarkan diagnosis ini, kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi Rina adalah:

  • G43 (Migraine): Sebagai kode utama yang menggambarkan kondisi migrain.
  • G43.0 (Migraine without aura): Jika tidak ada gejala aura yang mendahului sakit kepala.
  • G43.1 (Migraine with aura): Jika terdapat gejala aura seperti perubahan penglihatan atau sensasi yang tidak biasa sebelum onset sakit kepala.

Diskusi:

Kasus Rina menunjukkan pentingnya mengidentifikasi karakteristik sakit kepala secara akurat untuk menentukan kode ICD-10 yang tepat. Pengkodean yang akurat akan membantu dalam dokumentasi medis yang efektif dan dapat mempengaruhi rencana perawatan dan pengobatan pasien.

Perbandingan Kode ICD-10 untuk Cephalgia (Sakit Kepala) dengan Sistem Pengkodean Lain

Konteks:

Pemahaman tentang bagaimana kondisi medis tertentu dikodekan dalam berbagai sistem pengkodean dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan membantu dalam koordinasi perawatan lintas sistem kesehatan. Berikut adalah perbandingan kode ICD-10 untuk Cephalgia dengan sistem pengkodean lainnya:

ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th Revision):

  • Kode ICD-10 untuk Migrain: G43.
  • Fitur: ICD-10 memberikan klasifikasi yang terperinci dan secara internasional diakui, dengan fokus pada pengkodean untuk statistik kesehatan dan klaim asuransi.

DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition):

  • Kode DSM-5 untuk Sakit Kepala (termasuk Migrain): Tak spesifik, biasanya dikodekan di bawah ‘Gangguan Somatik’.
  • Fitur: DSM-5 fokus pada diagnosis gangguan mental, namun juga mencakup beberapa kondisi neurologis. Pengkodeannya lebih fokus pada aspek psikologis dan perilaku.

SNOMED CT (Systematized Nomenclature of Medicine – Clinical Terms):

  • Kode SNOMED CT untuk Migrain: Beragam, tergantung pada subkategori migrain.
  • Fitur: SNOMED CT adalah sistem pengkodean yang lebih komprehensif dan rinci, digunakan secara luas dalam catatan kesehatan elektronik, dan mencakup berbagai aspek klinis, bukan hanya diagnosis.

Baca Juga : Kode ICD 10 Myalgia

Kode ICD 10 Febris (Demam)

Senada dengan hal di atas, istilah demam akan lebih dikenal dengan febris. Para dokter baik di FKTP atau rumah sakit yang belum. Atau tidak mengetahui penyebab demam pada pasien akan cenderung menuliskan diagnosis kerja observasi demam. Namun, ternyata banyak kode untuk menjelaskan keadaan demam ini.

Pedoman Diagnosis dan Pengkodean ICD-10 untuk Demam (Febris)

Demam, yang dikenal dalam ICD-10 sebagai “Febris,” adalah suatu kondisi yang sering dijumpai dalam praktek medis. Berikut adalah beberapa pedoman untuk diagnosis dan pengkodean demam:

  1. Pemahaman Definisi dan Gejala: Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal, biasanya di atas 38°C. Gejala yang dapat menyertai demam antara lain menggigil, berkeringat, dan kelelahan. Penting untuk menentukan apakah demam merupakan gejala utama atau sekunder dari suatu kondisi medis.
  2. Penentuan Kode ICD-10 yang Tepat:
    1. Demam tanpa penyebab lain yang diketahui (ICD-10: R50): Digunakan ketika tidak ada diagnosis definitif lain yang dapat menjelaskan demam.
    2. Demam akibat infeksi (misal, Malaria – ICD-10: B50): Spesifikasikan penyakit infeksi yang menyebabkan demam.
    3. Demam postprosedural (ICD-10: R50.82): Jika demam terjadi setelah prosedur medis tertentu.
  3. Mengidentifikasi dan Mendokumentasikan Faktor Penyebab: Penting untuk mendokumentasikan penyebab demam, baik itu infeksi, reaksi inflamasi, reaksi obat, atau penyebab lainnya. Dokumentasi ini akan membantu dalam menentukan kode ICD-10 yang paling akurat.
  4. Membedakan Demam Akut dan Kronis: Demam jangka pendek (akut) dan demam yang berkepanjangan (kronis) mungkin memiliki kode yang berbeda tergantung pada durasi dan penyebabnya.
  5. Penggunaan ‘Not Elsewhere Classified’ (NEC): Jika demam tidak cocok dengan kategori yang telah ditentukan, pengkodean NEC dapat digunakan. Contohnya adalah R50.9 untuk demam yang tidak spesifik.
  6. Konsultasi dan Verifikasi: Dalam kasus yang rumit atau tidak jelas, konsultasi dengan dokter spesialis atau ahli pengkodean medis dapat membantu dalam menentukan kode yang paling tepat.

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat daftar kode di bawah ini.

Tabel Nomor Kode ICD 10 Gejala dan Tanda Umum Penyakit

Untuk lebih jelasnya tentang penomoran kode ICD X terkait hal di atas, silahkan lihat pada tabel di bawah ini.

Diagnosa dan Kondisi MedisKode ICD 10Diagnosis ICD 10
Rincian Kode ICD 10 Febris (Demam)  
Demam tanpa diketahui penyebab lainnyaR50Fever of other and unknown origin
Demam disebabkan obatR50.2Drug induced fever
Demam spesifik lainnyaR50.8Other specified fever
Demam dengan kondisi yang diklasifikasikan di bagian lainR50.81Fever presenting with conditions classified elsewhere
Demam paska prosedurR50.82Postprocedural fever
Demam setelah vaksinasiR50.83Postvaccination fever
Demam akibat reaksi transfusi non-hemolitikR50.84Febrile nonhemolytic transfusion reaction
Demam tidak spesifikR50.9Unspecified fever
   
Rincian Kode ICD 10 Malaise  
Malaise dan kelelahanR53Malaise and fatigue
Keletihan akibat kanker ganasR53.0Neoplastic (malignant) related fatigue
KelemahanR53.1Weakness
Kuadriplegia fungsionalR53.2Functional quadriplegia
Malaise dan kelelahan lainnyaR53.8Other malaise and fatigue
Malaise lainnyaR53.81Other malaise
Kelelahan kronis tidak spesifikR53.82Unspecified chronic fatigue
Kelelahan lainnyaR53.83Other fatigue
   
Kelemahan fisik berhubungan dengan usiaR54Age-related physical debility
   
Sinkop dan kolapsR55Syncope and collapse
   
Rincian Kode Diagnosis Kejang Demam  
Kejang; tidak diklasifikasikan di bagian lainR56Convulsions, not elsewhere classified
Kejang demamR56.0Febrile convulsions
Kejang demam sederhanaR56.00Simple febrile convulsions
Kejang demam kompleksR56.01Complex febrile convulsions
Kejang paska traumaR56.1Post traumatic seizures
Kejang tidak spesifikR56.9Unspecified convulsions
   
List Kode Diagnosis Syok  
Syok; tidak diklasifikasikan di bagian lainR57Shock, not elsewhere classified
Syok kardiogenikR57.0Cardiogenic shock
Syok hipovolemikR57.1Hypovolemic shock
Syok lainnyaR57.8Other shock
Syok tidak spesifikR57.9Unspecified shock
   
Pendarahan; tidak diklasifikasikan di bagian lainR58Hemorrhage, not elsewhere classified
   
Pembesaran kelenjar getah beningR59Enlarged lymph nodes
Pembesaran kelenjar getah bening terlokalisirR59.0Localized enlarged lymph nodes
Pembesaran kelenjar getah bening generalisataR59.1Generalized enlarged lymph nodes
Pembesaran kelenjar getah bening tidak spesifikR59.9Unspecified enlarged lymph nodes
   
Edema; tidak diklasifikasikan di bagian lainR60Edema, not elsewhere classified
Edema terlokalisirR60.0Localized edema
Edema generalisataR60.1Generalized edema
Edema tidak spesifikR60.9Unspecified edema
   
Hiperdrosis generalisataR61Generalized hyperhidrosis
   
Kurangnya perkembangan fisiologis normal yang diharapkan pada anak-anak dan orang dewasaR62Lack of expected normal physiological development in childhood and adults
Perkembangan terlambat pada anak-anakR62.0Delayed milestone in childhood
Kurangnya perkembangan fisiologis normal yang diharapkan pada anak-anak lainnya dan tidak spesifikR62.5Other and unspecified lack of expected normal physiological development in childhood
Kurangnya perkembangan fisiologis normal yang diharapkan pada anak-anak tidak spesifikR62.50Unspecified lack of expected normal physiological development in childhood
Gagal tumbuhR62.51Failure to thrive (child)
Perawakan pendekR62.52Short stature (child)
Kurangnya perkembangan fisiologis normal yang diharapkan pada anak-anak lainnyaR62.59Other lack of expected normal physiological development in childhood
Gagal tumbuh pada dewasaR62.7Adult failure to thrive
   
Gejala dan tanda yang berhubungan dengan asupan makanan dan cairanR63Symptoms and signs concerning food and fluid intake
AnoreksiaR63.0Anorexia
PolidipsiR63.1Polydipsia
PolifagiR63.2Polyphagia
Kesulitan makanR63.3Feeding difficulties
Penurunan berat badan tidak normalR63.4Abnormal weight loss
Pertambahan berat badan tidak normalR63.5Abnormal weight gain
Berat badan di bawah normalR63.6Underweight
Gejala dan tanda yang berhubungan dengan asupan makanan dan cairan lainnyaR63.8Other symptoms and signs concerning food and fluid intake
   
KakeksiaR64Cachexia
   
Gejala dan tanda yang secara spesfik berhubungan dengan inflamasi dan infeksi sistemikR65Symptoms and signs specifically associated with systemic inflammation and infection
Sindrom respon peradangan sistemik akibat non-infeksiR65.1Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) of non-infectious origin
Sindrom respon peradangan sistemik akibat non-infeksi tanpa disfungsi organ akutR65.10Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) of non-infectious origin without acute organ dysfunction
Sindrom respon peradangan sistemik akibat non-infeksi dengan disfungsi organ akutR65.11Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) of non-infectious origin with acute organ dysfunction
Sepsis beratR65.2Severe sepsis
Sepsis berat tanpa syok septikR65.20Severe sepsis without septic shock
Sepsis berat dengan syok septikR65.21Severe sepsis with septic shock
   
Gejala dan tanda umum lainnyaR68Other general symptoms and signs
Hipotermia yang tidak berhubungan dengan temperatur lingkungan yang rendahR68.0Hypothermia, not associated with low environmental temperature
Gejala tidak spesifik yang khas pada bayiR68.1Nonspecific symptoms peculiar to infancy
Tangisan bayi yang berlebihanR68.11Excessive crying of infant (baby)
Bayi rewelR68.12Fussy infant (baby)
Kejadian yang mengancam nyawa bayiR68.13Apparent life threatening event in infant (ALTE)
Gejala tidak spesifik yang khas pada bayi lainnyaR68.19Other nonspecific symptoms peculiar to infancy
Mulut kering tidak spesifikR68.2Unspecified dry mouth
Jari tabuhR68.3Clubbing of fingers
Gejala dan tanda umum lainnyaR68.8Other general symptoms and signs
Perasaan kenyang diniR68.81Early satiety
Penurunan libidoR68.82Decreased libido
Menggigil tanpa demamR68.83Chills (without fever)
Nyeri pada rahangR68.84Jaw pain
Gejala dan tanda umum lainnyaR68.89Other general symptoms and signs
   
Penyakit tidak spesifikR69Unspecified illness

Petunjuk Pencarian

Carilah kode berdasarkan diagnosis klinis yang ditetapkan dokter. Bila tidak mendapati nama diagnosa yang sama maka carilah yang mendekati. Bila ditemukan kalimat “not elsewhere classified”, maka itu berarti nomor kode dapat digunakan. Asalkan tidak ditemukan diagnosa yang hampir mirip di bagian lainnya.

Nah, itu tadi beberapa kode yang dikelompokkan ke dalam gejala dan tanda umum dari suatu penyakit. Mudah-mudahan bermanfaat bagi para tenaga kesehatan yang berjibaku dengan masalah pengkodean ini.

Update Terkini dalam Kode ICD-10 untuk Febris (Demam)

Konteks:

Perubahan dan update dalam kode ICD-10 merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan. Perubahan ini bisa mencakup penambahan kode baru, revisi definisi, atau penghapusan kode lama. Berikut adalah contoh update terbaru yang berkaitan dengan kode ICD-10 untuk demam (febris):

Update Terbaru:

  • Penambahan Kode untuk Demam akibat COVID-19 (U07.1): Mengingat pandemi global, WHO telah memperkenalkan kode U07.1 sebagai penanda khusus untuk kasus demam yang terkait dengan COVID-19. Ini memudahkan pelacakan dan manajemen kasus terkait COVID-19.
  • Revisi pada Kode Demam akibat Reaksi Transfusi (R50.84): Terdapat revisi pada kode demam yang muncul sebagai reaksi terhadap transfusi darah. Klarifikasi lebih lanjut telah diberikan mengenai kondisi ini untuk meningkatkan akurasi diagnosis.
  • Klarifikasi pada Demam tidak Spesifik (R50.9): Kode untuk demam yang tidak spesifik kini diperjelas untuk membedakan antara demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dengan demam yang tidak termasuk dalam kategori lain.

Tantangan Pengkodean ICD-10 untuk Febris (Demam) dan Solusinya

Konteks:

Dalam proses pengkodean menggunakan ICD-10, tenaga kesehatan sering menghadapi tantangan tertentu, terutama saat mengkodekan kondisi umum seperti demam (febris). Berikut adalah beberapa tantangan umum dan solusi yang dapat diterapkan:

  1. Tantangan: Kode Demam yang Tidak Spesifik (R50.9)
    1. Masalah: Seringkali, demam muncul sebagai gejala sekunder dari berbagai kondisi kesehatan, membuatnya sulit untuk mengkodekannya secara spesifik.
    2. Solusi: Lakukan anamnesis yang mendalam untuk menentukan penyebab demam. Jika demam merupakan gejala utama, gunakan kode R50.9, namun jika terkait dengan kondisi lain, kodekan kondisi utamanya.
  2. Tantangan: Klasifikasi Demam Berdasarkan Durasi dan Etiologi
    1. Masalah: Menentukan apakah demam adalah akut, kronis, atau berulang bisa jadi sulit, terutama tanpa informasi lengkap tentang riwayat penyakit pasien.
    2. Solusi: Gunakan data medis pasien secara lengkap, termasuk riwayat kunjungan sebelumnya, untuk membedakan jenis demam. Berkonsultasi dengan dokter yang merawat untuk memperoleh informasi tambahan jika diperlukan.
  3. Tantangan: Demam dengan Etiologi yang Tidak Jelas
    1. Masalah: Demam sering kali terjadi tanpa penyebab yang jelas, terutama pada tahap awal penyakit.
    2. Solusi: Jika penyebab demam tidak dapat ditentukan setelah evaluasi awal, kode sebagai demam tidak spesifik (R50.9), dan rekomendasikan pemeriksaan lanjutan.
    3. Revisi kode mungkin diperlukan setelah diagnosis lebih spesifik diperoleh.
  4. Tantangan: Penggunaan Kode NEC (Not Elsewhere Classified)
    1. Masalah: Terkadang demam mungkin tidak masuk dalam kategori yang telah ada, tetapi penggunaan kode NEC sering kali menimbulkan kebingungan.
    2. Solusi: Gunakan kode NEC hanya sebagai pilihan terakhir. Pastikan semua opsi lain telah dieksplorasi dan dikonsultasikan dengan ahli pengkodean atau dokter senior jika diperlukan.
  5. Tantangan: Demam dalam Konteks Pandemi atau Wabah
    1. Masalah: Selama pandemi atau wabah, mungkin ada panduan khusus untuk pengkodean kondisi terkait, seperti COVID-19.
    2. Solusi: Selalu perbarui dengan panduan terkini dari WHO atau otoritas kesehatan setempat mengenai pengkodean selama situasi kesehatan publik tertentu.

Baca juga: Kode ICD 10 Hiperpireksia

Sumber Daya Tambahan untuk Pengkodean ICD-10 Terkait Cephalgia (Sakit Kepala) dan Febris (Demam)

Pendahuluan:

Memiliki akses ke sumber daya tambahan yang berkualitas dapat membantu tenaga kesehatan dalam memahami dan menerapkan kode ICD-10 dengan lebih efektif. Berikut adalah beberapa sumber daya yang direkomendasikan:

Situs Web WHO (World Health Organization):

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) – ICD-10-CM:

  • Deskripsi: CDC menawarkan panduan tentang penggunaan ICD-10-CM (Clinical Modification), khusus untuk penggunaan di Amerika Serikat.
  • Tautan: CDC ICD-10-CM

ICD10Data.com:

  • Deskripsi: Situs web ini menyediakan alat pencarian kode ICD-10 yang mudah digunakan dan informasi terperinci tentang setiap kode.
  • Tautan: ICD10Data.com

Kursus Online dan Webinar:

  • Deskripsi: Berbagai platform pendidikan menyediakan kursus online dan webinar untuk pelatihan pengkodean ICD-10.
  • Tautan: Situs-situs seperti Coursera, Udemy, atau lembaga pendidikan lokal mungkin menawarkan kursus terkait.

Jurnal dan Publikasi Medis:

  • Deskripsi: Jurnal medis seringkali memuat artikel tentang aplikasi dan tantangan pengkodean ICD-10 dalam praktik klinis.
  • Tautan: Database seperti PubMed atau Google Scholar dapat digunakan untuk mencari artikel terkait.

Forum dan Komunitas Online untuk Profesional Kesehatan:

  • Deskripsi: Forum dan grup diskusi online bisa menjadi tempat yang baik untuk berbagi pengalaman dan meminta saran terkait pengkodean ICD-10.
  • Tautan: Platform seperti Reddit, Medscape Forums, atau grup profesional di LinkedIn.

2 COMMENTS

Comments are closed.