Home Akademik Askep Askep Hipertensi Pada Lansia Dan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

Askep Hipertensi Pada Lansia Dan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

0
1648
Askep keluarga dengan hipertensi
Contoh askep keluarga dengan hipertensi

Askep hipertensi pada lansia dan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensiDrZuhdy.com. Ini adalah tulisan contoh askep gerontik hipertensi. Mudah-mudahan tulisan askep keluarga dengan hipertensi ini bisa menjadi bahan rujukan para mahasiswa keperawatan dan ners sekalian.

Asuhan Keperawatan Hipertensi (Askep Hipertensi Pada Lansia)

1. Pengkajian Keluarga

a. Data Umum

  1. Nama kepala keluarga: Tn. A
  2. Usia: 65 tahun
  3. Pendidikan: Tamat SLTP
  4. Pekerjaan: Buruh tukang parkir
  5. Alamat: Medan
  6. Komposisi Keluarga:
NoNamaJenis KelaminHubunganUsiaPendidikan
1Ny. CPerempuanAnak34 tahunTamat SMK
2Tn. BLaki-lakiMenantu40 tahunTamat SMK
3An. DLaki-lakiCucu11 tahunSD
  1. Genogram
Gambar genogram askep hipertensi
genogram askep hipertensi
  1. Tipe keluarga
    • Tipe extended family dimana satu keluarga meliputi bapak, anak, menantu, dan cucu.
  2. Suku bangsa
    • Keluarga klien berasal dari suku Batak dimana memiliki kebudayaan yang tidak berseberangan dengan masalah kesehatan. Bahasa yang dipergunakan dalam keseharian adalah bahasa Batak dan Indonesia.
  3. Agama
    • Tn A memiliki agama Kristen dan anak, menantu, serta cucu juga beragama yang sama. Setiap hari minggu Tn. A pergi beribadah ke gereja.
  4. Status sosial ekonomi keluarga
    • Sumber pendapatan keluarga berasal dari jasa bekerja Tn. A sebagai buruh tukang parkir. Selain itu, pendapat juga berasal dari anak Tn. A yang berjualan di warung.
    • Penghasilan: Buruh tukang parkir Rp. 1.000.000,- ditambah Berjualan di warung Rp. 1.500.000,- sehingga Total: Rp. 2.500.000,-
    • Kebutuhan keluarga: Makanan Rp. 350.000,- ditambah Listrik dan air Rp. 150.000,- ditambah Lain-lain Rp. 300.000,- sehingga Total Rp. 800.000,-
    • Barang-barang yang telah dimiliki adalah kipas angin, televisi, sepeda, 2 buah lemari, dan 1 set kursi tamu.
  5. Aktivitas rekreasi keluarga
    • Keluarga ini mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi di rumah. Rekreasi di luar rumah sangat jarang sekali dilaksanakan.

b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

  1. Tahapan perkembangan saat ini
    • Tahap perkembangan keluarga Tn A adalah tahapan ke-8 keluarga usia lanjut.
  2. Tahapan perkembangan keluarga yang belum dipenuhi
    • Tahap perkembangan keluarga Tn. A adalah tahap VIII keluarga usia lanjut.
  3. Riwayat keluarga inti
    • Tn. A adalah kepala keluarga yang jarang sekali menderita sakit. Tn. A menderita penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini disiplin kontrol ke puskesmas sebanyak 1 bulan sekali untuk memeriksa tekanan darah dan mengambil obat. Tn. A tidak memiliki permasalahan dalam hal istirahat, makan, maupun keperluan dasar lainnya saat dilakukan pengkajian. Pengkajian saat ini:
      • Tekanan darah: 150/80 mmHg
      • Frekuensi nadi: 90 kali/ menit
      • Frekuensi nafas: 20 kali/ menit
      • Suhu tubuh: 37 derajat celsius
      • Berat badan: 55 kg
      • Tinggi badan 160 cm
    • Tn. B juga jarang menderita sakit. Saat ini tidak memiliki permasalahan kesehatan yang bersifat serius, tidak ada permasalahan dalam hal istirahat, makan, atau pun kebutuhan dasar lainnya. Tn. B tidak memiliki riwayat keturunan menderita penyakit hipertensi. Tn. B memiliki kebiasaan merokok sejak 20 tahun yang lalu.
    • Ny. C sangat jarang menderita sakit. Saat ini Ny. C tidak ada masalah dalam hal istirahat, makan, dan keperluan bersifat dasar yang lain.
    • An. D juga jarang menderita penyakit. Saat ini imunisasi sudah lengkap.
  4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
    • Keluarga Tn. A tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, baik itu keluarga pihak Bapak maupun Ibu.

c. Lingkungan

  1. Karakteristik rumah
    • Rumah mempunyai sirkulasi udara yang baik. Sistem sanitasi dan penerangan ruangan juga baik.
  2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rukun Warga
    • Hubungan antara tetangga bersifat saling mendukung dan membantu. Bilamana ada tetangga yang sedang membangun rumah maka dilaksanakan secara gotong royong.
  3. Mobilitas Geografis keluarga
    • Keluarga Tn. A adalah orang asli Medan, tidak pernah transmigrasi ataupun imigrasi
  4. Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat
    • Tn. A bekerja mulai pukul 07.00 hingga 15.00 WIB.
  5. Sistem Pendukung Keluarga
    • Keluarga berjumlah 4 orang. Tn. A datang ke puskesmas seorang diri.

d. Struktur Keluarga

  1. Pola komunikasi keluarga
    • Anggota keluarga memakai bahasa Batak dan Indonesia dalam keseharian. Informasi kesehatan didapatkan dari petugas puskesmas terdekat dan melalui media elektronik seperti televisi.
  2. Struktur Kekuatan Keluarga
    • Tn. A mengalami penyakit hipertensi, sementara anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat.
  3. Struktur Peran (formal dan informal)
    • Formal: Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny. C sebagai anak kandung, Tn. B sebagai menantu, dan An. D adalah cucu.
    • Informal: Tn. A dibantu oleh anaknya dalam pencarian nafkah.
  4. Nilai dan norma keluarga
    1. Keluarga mempercayai bahwasanya hidup telah ada yang mengatur, demikian pula halnya dalam masalah kesehatan. Setiap penyakit ada obatnya asalkan rajin dan disiplin dalam mengikuti proses pengobatan. Bilamana ada anggota keluarga yang sakit maka segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

d. Fungsi Keluarga

  1. Keluarga afektif
    • Hubungan antar keluarga baik dan saling mendukung. Bila ada anggota keluarga yang sakit maka segera dibawakan ke tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat.
  2. Fungsi sosial
    • Keluarga sering berkumpul di rumah setiap harinya dan membina hubungan yang baik. Seluruh anggota keluarga taat terhadap norma-normak kebaikan.
  3. Fungsi perawatan keluarga
    • Penyediaan makanan dengan cara dimasak yang terdiri atas komposisi nasi, lauk pauk, sayur-sayuran. Frekuensi makan sebanyak 3 kali sehari. Bilamana ada anggota keluarga yang menderita sakit maka anggota lainnya mengantarkan ke puskesmas atau tenaga kesehatan.
  4. Fungsi reproduksi
    • Tn. A telah tidak berhubungan seksual lagi. Hal ini dikarenakan faktor usia dan istri yang telah tiada.
  5. Fungsi ekonomi
    • Secara umum keluarga bisa mencukupi kebutuhan makanan, pakaian, dan biaya berobat.

f. Stress dan Koping Keluarga

  1. Stresor jangka pendek dan panjang
    • Stresor jangka pendek: Tn. A seringkali merasakan pusing
    • Stresor jangka panjang: Tn. A merasa cemas dan khawatir dengan tekanan darah yang tinggi.
  2. Kemampuan keluarga dalam memberikan respon terhadap keadaan dan stresor keluarga yaitu selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat.
  3. Strategi koping yang dipakai: Anggota keluarga selalu melakukan musyawarah untuk jalan penyelesaian masalah yang ada.
  4. Strategi adaptasi fungsional: Tn. A bila sedang mengalami pusing atau sakit kepala selalu menghilangkannya dengan tidur atau beristirahat.

g. Pemeriksaan fisik

  • Tekanan darah: 150/80 mmHg
  • Frekuensi nadi: 90 kali/ menit
  • Frekuensi nafas: 20 kali/ menit
  • Suhu tuhuh: 37 derajat celsius
  • Berat badan: 55 kg
  • Tinggi badan 160 cm
  • Pemeriksaan laboratorium (kolesterol): 200 mg/dL
  • Kepala: simetris, rambut bersih berwarna putih, wajah tidak pucat.
  • Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih dan terdapat gambaran pembuluh darah.
  • Hidung: lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
  • Mulut: bibir tidak kering dan tidak ada stomatitis.
  • Telinga: Kualitas pendengaran dalam batas normal. Tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga.
  • Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan pembuluh vena jugularis.
  • Dada: Terlihat simetris, tidak ada tarikan interkosta, fremitus pada dada kanan dan kiri sama, suara sonor di semua lapangan paru, sura jantung pekak, suara nafas vesikuler.
  • Perut: simetris, tidak ada benjolan, suara timpani, tidak ditemukan nyeri tekan.
  • Ektremitas: tidak ada edema, masih bisa melakukan gerak aktif.
  • Eliminasi: frekuensi buang air besar 1 kali sehari, frekuensi buang air kecil 4 sampai 5 kali sehari.

h. Harapan Keluarga

  1. Harapan yang diinginkan keluarga
    • Keluarga berharap pada tenaga kesehatan untuk selalu melakukan peningkatan mutu dan layanan kesehatan yang berkaitan dengan permasalahan Tn. A.

2. Analisis Data

NoData SubjektifPermasalahanPenyebab
1Keluarga menyatakan bahwa tidak terlalu mengerti tentang cara merawat.Manajemen kesehatan keluarga yang berjalan tidak efektifTidak mampunya keluarga untuk merawat dan mengenali permasalahan anggota   keluarga yang menderita hipertensi.
Keluarga menyatakan baha Tn. A sama dengan anggota keluarga lainnya.
Pola tidur Tn. A kurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan tidur
Tn. A merasakan khawatir terhadap nilai tekanan darah dan kemungkinan   stroke yang akan terjadi
Keluarga tidak memahami cara mengenali permasalahan pada Tn. A yang   merasa cemas dengan nilai tekanan darah nya yang tinggi.
DO
Keluarga terlihat bingung dengan penyakit yang dialami oleh Tn. A
TD: 150/ 80 mmHg
Frekuensi nadi 90 x permenit
Frekuensi nafas 20 x permenit

3. Diagnosis Keperawatan

Manajemen kesehatan keluarga yang tidak efektif yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam melakukan perawatan dalam pengenalan masalah anggota keluarga dengan hipertensi.

a. Diagnosis Keperawatan

Manajemen kesehatan keluarga yang tidak efektif yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam melakukan perawatan dalam pengenalan masalah anggota keluarga dengan hipertensi.

b. Prioritas Masalah

Manajemen kesehatan keluarga yang tidak efektif berkaitan dengan ketidakmampuan mengenali dan merawat permasalahan anggota keluarga dengan penyakit hipertensi. Tabel Skoring Data di bawah ini.

NoKriteriaSkorBobotNilaiPembenaran
1Sifat dan keadaan masalah313/3 x 1 = 1Rasa takut mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang justru memperparah   kondisi penyakit
2Kemungkinan masalah bisa diubah sebahagian121/2 x 2 = 1Memberikan penjelasan untuk mengurangi rasa takut dengat tepat
3Pencegahan potensi masalah bernilai cukup212/3 x 1 = 0,6Menjelaskan untuk menurunkan rasa takut
4Menonjolnya permasalahan yang tidak perlu ditatalaksana111/2 x 1 = 0,6Pihak keluarga sadar akan pentingnya kepatuhan terhadap pola makan   sekaligus bisa menekan rasa cemas dan khawatir
Jumlah3,1

4. Perencanaan Keperawatan (Askep Hipertensi Pada Lansia)

Diagnosis   Keperawatan KeluargaTujuanIntervensiRasional
Manajemen kesehatan keluarga tidak   efektif berkaitan dengan tidak mampu nya keluarga dalam merawat dan mengenali   masalah anggota keluarga dengan hipertensiSetelah dilaksanakan kunjungan rumah sebanyak 3 kali maka diharapkan   keluarga bisa menyediakan perawatan pada Tn. A dengan hasil: 1. Ada upaya   untuk tidur sesuai dengan keperluan. 2. Memeriksakan diri secara teratur ke   pusat layanan kesehatan. 3. Tn. A menyatakan bahwa sudah tidak cemas dan   khawatir lagi. 4. Wajah Tn. A terlihat rileks1. Memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai pola diet yang cocok   untuk penderita hipertensi, antara lain diet rendah garam, lemak, dan   kolesterol1. Asupan garam yang tinggi bisa menimbukan gangguan keseimbangan natrium   di dalam tubuh. Kadar natrium yang meningkat akan menimbulkan retensi   natrium. Hal ini akan menyebabkan retensi air sehingga meningkatkan tekanan   aliran darah terhadap pembuluh darah.
2. Menganjurkan keluarga untuk menerapkan pola makanan yang cocok dengan   penderita hipertensi2. Mengelola hipertensi dengan komprehensif, tidak hanya mengandalkan   strategi kuratif.
3. Menyarankan kepada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. ATekanan darah secara alami bisa naik dan turun di sepanjang hari. Tekanan   darah memiliki kecendrungan naik di siang hari dan menurun di malam hari.
4. Menyarankan kepada keluarga untuk membawa Tn. A kontrol kesehatan   rutin4. Bayak sekali risiko berbahaya yang berkemungkinan muncul akibat   hipertensi. Langkah pencegahan tentunya akan lebih baik dengan cara rutin   melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5. Memberikan pengajaran dan latihan senam hipertensi kepda keluarga5. Latihan dan olahraga pada kelompok lansia bisa mencegah atau   mengurangi progres kehilangan fungsi tubuh. Latihan yang disiplin dan teratur   bisa juga menekan morbiditas dan mortalitas akibat penyakit hipertensi.

5. Catatan Perkembangan

Di bawah ini adalah catatan perkembangan selama 2 hari dalam prosedural askep hipertensi pada lansia.

NoDiagnosa KeperawatanImplementasiCatatan Perkembangan
1Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yang berkaitan dengan tidak   mampu nya keluarga merawat dan mengenali masalah anggota keluarga dengan   penyakit hipertensiSenin, 6 Juli 2020; Pukul 08.00 WIB
1. Memberikan anjuran kepada keluarga agar memeriksakan Tn. A ke   puskesmas secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga harus minum obat   dengan disiplin.S: Keluarga menyatakan telah paham tentang cara merawat penderita   hipertensi yaitu peduli tentang pola diet, tidur, dan evaluasi rutin tekanan   darah
2. Menjelaskan kepada keluarga mengenai pola diet yang cocok untuk Tn. A   dengan penyakitnya yaitu rendah garam, lemak, dan kolesterol.O: Keluaga bisa menyatakan kembali cara merawat penderita penyakit   tekanan darah tinggi. Makanan yang disediakan untuk Tn. A di rumah telah   sesuai dengan pola diet hipertensi.
3. Menyarankan kepada keluarga untuk menerapkan pola tidur yang sehatA: Tujuan berhasil sebahagian
P: Melanjutkan usaha intervensi
2Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yang berkaitan dengan tidak   mampu nya keluarga merawat dan mengenali masalah anggota keluarga dengan   penyakit hipertensiSelasa, 7 Juli 2020; Pukul 10.00 WIB
1. Menyarankan kepada keluarga agar mendukung Tn. A minum obat dan   berobat rutin ke puskesmas.S: Keluarga sudah menyediakan secara khusus menu makanan Tn. A
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya pola diet untuk   penderita hipertensi.O: Tn. A tidak terlalu cemas dan khawatir tentang nilai tekanan darahnya.   Makanan yang disantap Tn. A adalah nasi, sayur asam, tahu, dan tempe. Wajah   Tn. A kelihatan lebih rileks.
3. Memberikan nasehat kepada keluarga tentang pola tidur yang baik   menurut kesehatan.A: Tujuan terlaksana sebahagian
P: Lanjutkan kegiatan intervensi

Nah, itu tadi contoh askep hipertensi pada lansia. Semoga mendatangkan manfaat bagi para pembaca sekalian.

Informasi kesehatan lainnya: tabel tekanan darah normal berdasarkan usia

  • Sumber:
    • askep gerontik hipertensi/ askep hipertensi pada lansia
    • askep hipertensi nic noc
    • askep keluarga dengan hipertensi