PPI Adalah Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi

0
1125
PPI adalah pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit atau puskesmas
PPI adalah pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit atau puskesmas

Program PPI adalah singkatan dari program pencegahan dan pengendalian infeksi. Program ini biasanya dilaksanakan di rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan. Program ini berperan dalam mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit infeksi pada pasien, petugas kesehatan, pengunjung, dan masyarakat di sekitar fasilitas kesehatan.

PPI Adalah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Kenali Tujuan nya

PPI ini sangat penting. Hal ini dikarenakan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya adalah wadah untuk mendapatkan kesembuhan dan juga tempat berkumpul nya berbagai macam penyakit.

Tujuan PPI adalah sebagai usaha peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Ini diwujudkan dengan pelaksanaan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, perlindungan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat sekitar dari ancaman penyakit infeksi. Selain itu, mengurangi angka kejadian penyakit infeksi yang didapat dari rumah sakit (Hospital Acquired Infections).

Rincian Tujuan Pelaksanaan PPI

  • Peningkatan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasyankes dengan pelaksanaan PPI di seluruh unit di RS dan fasyankes, yang terdiri dari: manajemen risiko, clinical governance, dan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
  • Perlindungan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat terhadap penularan dan penyebaran penyakit infeksi menular (Emerging Infectious Diseases).
  • Merendahkan angka kejadian penularan penyakit di RS.

Contoh PPI di Rumah Sakit

Di bawah ini adalah contoh pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi di salah satu rumah sakit. Berikut ini adalah 11 Kewaspadaan Standar dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Pelayanan Kesehatan rumah sakit

1. Kebersihan Tangan
Langkah-langkah nya adalah dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun bilamana nampak kotor. Seain itu, lakukan juga menggosok tangan dengan memakai handrub yang mengandung alkohol bila kedua tangan tidak tampak kotor.

Baca juga: 6 langkah cuci tangan yang benar dan tepat

2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
APD adalah alat kesehatan yang meliputi masker, pelindung wajah, topi, sarung tangan, sepatu, dan/ atau gaun pelindung. APD ini dipergunakan untuk mendapatkan perlindungan diri dari risiko kontaminasi penyakit. Penggunaan APD sebagian atau komplit tergantung dari derajat risiko penularan.

3. Penanganan Limbah
Limbah infeksius yang padat dibuang ke dalam kantong plastik berwarna kuning. Sementara itu, limbah padat non-infeksius dibuang ke kantong plastik dengan warna hitam. Untuk limbah berupa benda tajam seperti jarum dan yang lain, dibuang ke dalam wadah yang terbuat dari bahan yang tahan air dan tahan tusuk. Pembuangan limbah cair infeksius ke dalam saluran khusus. Kontainer limbah yang tertutup dianjurkan menggunakan injakan kaki untuk membukanya.

4. Pengendalian Lingkungan
Pertahankan keadaan lingkungan yang sehat dengan penyediaan air bersih, udara yang bersih, ventilasi dengan menggunakan sistem tekanan negatif, lingkungan yang bersih dan sehat, dan penataan peralatan dianjurkan untuk terlihat rapi dan bersih. Hewan semisal kucing, kecoa, lalat, nyamuk, atau tikus tidak boleh terlihat di sekitar ruangan

5. Peralatan Peraawatan Pasien
Peralatan non-kritikal adalah peralatan yang hanya dipergunakan pada permukaan tubuh pasien. Alat ini dibersihkan dengan pembersihan dan disinfeksi. Peralatan semi-kritikal adalah peralatan yang dimasukkan ke dalam mukosa. Ini dibersihkan dengan disinfeksi tingkat tinggi atau memakai sterilisator. Peralatan kritikal ialah peralatan yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah atau jaringan yang steril.

6. Penanganan Line
Penyimpanan linen harus bersih menggunakan lemari yang tertutup. Line yang bersih harus dipisahkan dengan yang steril termasuk memisahkan troli yang membawanya. Proses membawa linen dengan troli harus dalam keadaan tertutup. Linen kotor yang terkena noda darah atau cairan tubuh pasien harus dipisahkan dengan linen yang hanya kotor saja.

Contoh Pelaksanaan Program PPI Selanjutnya

7. Perlindungan Kesehatan Karyawan
Petugas disarankan untuk mendapatkan screening tiap 5 tahun. Selain itu, diberikan juga vaksin pada waktu-waktu tertentu, misalnya tertusuk jarum tidak sengaja atau pada masa wabah.

8. Penempatan Pasien
Pasien harus ditempatkan satu kelompok dengan pasien lain yang memiliki jenis bakteri yang sama. Penempatan bed minimal 1 meter antara kedua pasien. Kohorting bisa dilaksanakan agar mempunyai ruangan yang terstandar untuk kewaspadaan penularan.

9. Proses Penyuntikan Yang Aman
Sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan jarum suntik secara berulang-ulang. Proses penyuntikan harus menggunakan bak instrumen bukan dengan keranjang plastik yang memiliki lubang. Proses penyuntikan harus memperhatikan teknik aseptik.

10. Etika Batuk dan Bersin
Pasien dan semua tenaga kesehatan yang ada di RS atau fasyankes dianjurkan untuk menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Mulut dan hidung ditutup dengan menggunakan tisu, lengan baju bagian dalam, atau kerah baju bagian dalam. Bila menggunaka tisu, tisu harus dibuang di kantong plastik yang berwarna kuning sebagaimana telah dijelaskan di atas. Selanjutnya cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun atau handrub.

11. Praktek Lumbal Fungsi
Klinisi harus menggunakan masker dan sarung tangan saat melakukan tindakan anestesi spinal atau epidural, memasang kateter vena sentral, dan lumbal pungsi. Semaksimal mungkin lakukan pencegahan penyebaran droplet flora orofaring agar pasien terhindar dari penyakit meningitis bakterialis.

Nah, itu tadi bahasan tentang PPI adalah pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit atau puskesmas. Kami juga telah bagikan contoh pelaksanaan PPI di rumah sakit. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Contoh dokumen peningkatan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas.

Sumber:
Dinas Kesehatan Provinsi Jogja
RSU PKU Muhammadiyah Surabaya