Perbedaan Antara COVID-19 dan SARS

1
598
Perbedaan antara covid-19 dan sars
Perbedaan antara infeksi COVID-19 dan SARS

Baru-baru sedang terjadi pandemi infeksi COVID-19. Infeksi ini mengenai saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona yang baru. Dahulu telah pernah terjadi wabah SARS di tahun 2003. Penyebab wabah tersebut juga adalah virus Corona. Jadi, apa perbedaan antara COVID-19 dan SARS itu?

Beda Antara COVID-19 dan SARS

Apa Itu Virus Corona?

Coronavirus adalah salah satu famili dari begitu banyak kelompok famili virus. Virus ini memiliki potensial inang yang luas, termasuk manusia. Artinya virus ini dapat berkembang biak di banyak makhluk hidup. Virus ini paling banyak terdapat pada kelelawar.

Coronavirus mempunyai permukaan dengan beberapa proyeksi runcing sehingga terlihat seperti mahkota. Hal inilah yang menyebabkan virus ini disebut dengan nama Corona yang berarti “mahkota” dalam bahasa Latin.

Pada umumnya, virus korona pada manusia menyebabkan penyakit saluran pernapasan berderajat ringan misalnya common cold (flu biasa). Buktinya sebanyak 4 macam virus korona pada manusia mengakibatkan sebanyak 10 hingga 30% penyakit infeksi saluran pernapasan atas pada orang dewasa.

Virus Corona jenis baru bisa muncul ketika virus yang menginang pada hewan melakukan adaptasi dan mengembangkan kemampuannya untuk dapat menularkan penyakit kepada manusia. Bila ini terjadi maka inilah yang disebut dengan penularan zoonosis.

Virus corona yang menular ke inang manusia bisa menimbulkan penyakit yang serius. Hal ini dapat diakibatkan oleh banyak faktor, tapi yang terpenting adalah manusia memiliki daya imunitas yang kurang terhadap jenis virus baru. Beberapa jenis virus Corona yang menyebabkan bahaya yang serius antara lain:

  • SARS-CoV, virus yang mengakibatkan SARS, yang diidentifikasi pertama kali di tahun 2003
  • MERS-CoV, virus yang menimbulkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), yang dikenali pertama kali pada tahun 2012
  • SARS-CoV-2, virus yang mengakibatkan COVID-19, yang diketahui pertama kali pada tahun 2019

Apa itu SARS?

SARS adalah nama penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan oleh SARS-CoV. SARS adalah singkatan dari severe acute respiratory syndrome yaitu sindroma pernafasan akut yang berat.

Wabah SARS secara global berlangsung dari akhir tahun 2002 sampai pertengahan tahun 2003. Selama periode ini, sebanyak lebih dari 8.000 orang tertular penyakit dan sekitar 774 orang meninggal dunia.

Asal usul SARS-CoV ini diperkirakan dari hewan kelelawar. Virus mampu berpindah dari kelelawar ke inang perantara yaitu kucing luwak yang pada akhirnya sampai ke manusia.

Demam merupakan salah satu gejala awal SARS ini. Beberapa gejala dan tanda lain yang mungkin menyertai adalah:

  • batuk
  • malaise atau kelelahan
  • pegal-pegal atau nyeri pada tubuh

Gejala pernapasan dapat menjadi semakin buruk sehingga menyebabkan sesak napas. Pada kasus yang serius penyakit ini dapat menjadi pneumonia atau distres pernafasan.

Apa perbedaan COVID-19 dengan SARS?

COVID-19 dan SARS memiliki persamaan dalam banyak hal. Contohnya: antara keduanya:

  • Merupakan penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh virus Corona.
  • Diyakini virus berasal dari kelelawar yang berpindah ke manusia dengan bantuan inang perantara.
  • Menyebar melalui droplet (bintik cair pernafasan) yang dikeluarkan ketika batuk atau bersin atau berkontak dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh virus Corona.
  • Mempunyai daya stabilitas yang mirip, di udara dan di banyak permukaan benda.
  • Dapat menyebabkan penyakit yang berderajat serius dimana pasien cenderung membutuhkan oksigen dengan bantuan alat ventilasi mekanis.
  • Gejala dapat berkembang menjadi lebih buruk seiring perjalanan penyakit.
  • Sama-sama berisiko pada orang lanjut usia dan mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
  • Belum adanya perawatan khusus dan vaksin yang memadai.

Beberapa perbedaan antara COVID-19 dan SARS

Perbedaan Gejala

GejalaCOVID-19SARS
Gejala UmumDemam,Demam,
BatukBatuk
KelelahanKelelahan
Sesak nafas atau nafas pendekNyeri dan sakit pada tubuh
Sakit kepala
Sesak nafas
Less common symptomsPilek atau hidung tersumbatBadan panas dingin
Sakit kepalaDiare
Nyeri dan sakit pada badan
Nyeri tenggorokan
Mual
Diare

Gejala COVID-19 di atas masih mungkin bisa bertambah seiring dengan proses pandemi dan identifikasi virus oleh para ahli. Baru-baru ini beberapa gejala pada kulit seperti rash dan urtikaria dikaitkan dengan infeksi COVID-19 ini. Untuk itu ikuti selalu informasi valid dan kredibel tentang wabah ini.

Derajat Keparahan

Diperkirakan sebanyak 20% orang dengan COVID-19 akan membutuhkan terapi dengan perawatan inap medis. Beberapa persen dari ini akan membutuhkan ventilasi mekanik. Penyakit SARS lebih parah, diperkirakan 20 sampai 30 persen orang yang positif SARS membutuhkan bantuan ventilasi mekanik.

Perkiraan angka kematian COVID-19 bervariasi tergantung kepada berbagai faktor seperti lokasi dan karakteristik orang di daerah tersebut. Pada umumnya angka kematian COVID-19 diperkirakan rata-rata 0,25 sampai 3%. SARS lebih mematikan dari COVID-19. Perkiraan angka kematian nya sekitar 10 persen.

Transmisi

COVID-19 kelihatannya bertransmisi lebih mudah ketimbang SARS. Satu alasan memungkinan adalah jumlah virus dan loading virus yang tinggi terlihat pada area hidung dan tenggorokan orang dengan COVID-19 setelah beberapa waktu muncul gejala.

Ini berbeda dengan SARS dimana jumlah virus dan loading virusnya mencapat puncak pada akhir penyakit. Ini mengindikasikan bahwa orang dengan COVID-19 dapat menularkan virus lebih awal (di awal proses infeksi) sebelum gejala dan tanda penyakit muncul. Biasanya gejala akan muncul di hari ke 4 setelah terkena infeksi. Semakin cepat gejala muncul maka semakin parah penyakit yang timbul.

Berdasarkan informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa penelitian menyimpulkan bahwasanya COVID-19 dapat ditularkan dari orang yang belum menunjukkan gejala. Ini membuatnya berbeda dengan SARS dimana berdasarkan laporan kasus SARS tidak ditularkan sebelum muncul gejala dan tanda.

Faktor Molekular

Penelitian terbaru tentang informasi genetika (genom) dari sampel SARS-CoV-2 ditemukan bahwa virus lebih dekat hubungannya kepada virus Corona pada kelelawar ketimbang virus SARS. Virus Corona yang baru ini memiliki kemiripan genetika sebanyak 79% dengan virus SARS.

Reseptor perlekatan virus SARS-CoV-2 juga dibandingkan dengan virus Corona yang lain. Reseptor perlekatan virus adalah protein di sel-sel inang tempat virus melekatkan dirinya. Bila reseptor pada manusia tidak cocok dengan virus maka tidak akan pernah terjadi penyakit oleh virus ini. Dalam hal ini virus Corona yang baru telah mengembangkan kemampuannya sehingga bisa menginfeksi manusia.

Ditemukan hasil yang cukup menarik sewaktu penelitian reseptor perlekatan SARS-CoV-2 ini. Reseptor SARS-CoV-2 ini lebih mirip dengan yang dimiliki oleh virus Corona pada kelelawar dibandingkan dengan yang ada pada SARS-CoV.

Akankah Masa Wabah dan Pandemi COVID-19 Lebih Lama dari SARS?

Tidak ditemukan adanya wabah global sejak wabah SARS di tahun 2003. Dahulu wabah SARS telah berhasil ditangani dengan upaya-upaya kesehatan masyarakat seperti di bawah ini:

  • Deteksi kasus dini dan isolasi
  • Merekam jejak kontak dan isolasi
  • Social distancing.

Akankah dengan menerapkan hal serupa akan membantu wabah COVID-19 menghilang? pada kasus ini sepertinya terlihat lebih sulit.

Sepertinya tidak akan berjalan mulus. Beberapa faktor yang mempengaruhi penanganan COVID-19 akan lebih lama antara lain:

  • Sekitar 80% orang dengan positif COVID-19 memiliki derajat gejala yang ringan. Beberapa dari mereka menganggap dirinya tidak sedang sakit. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan siapa yang terinfeksi dan siapa yang tidak.
  • Individu dengan COVID-19 akan dapat menularkan virus lebih awal dibandingkan dengan orang dengan SARS. Seperti sudah dibahas di atas bahwasanya jumlah virus dan virus loading di hidung dan tenggorokan pada COVID-19 sudah tinggi di awal-awal kemunculan gejala, berbeda dengan SARS dimana jumlah virus dan virus loading tinggi jumlahnya di akhir penyakit. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menentukan mana orang yang memiliki virus dan berpotensi menularkan dan mana yang tidak.
  • COVID-19 saat ini dengan mudah menyebar di komunitas. Berbeda dengan SARS dahulu yang menyebar di kalangan medis dan fasilitas kesehatan.

Nah itu tadi ulasan seputar perbedaan antara covid-19 dan SARS yang perlu Anda ketahui. Mudah-mudahan bermanfaat.

Baca juga: Cara mencegah penyebaran virus Corona

Sumber:
Coronavirus disease 2019 (COVID-19): Frequently asked questions. (2020) dalam cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/faq.html
Frequently asked questions about SARS. (2005) dalam cdc.gov/sars/about/faq.html
Healthcare professionals: Frequently asked questions and answers. (2020). dalam cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/faq.html
https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2759815
https://www.healthline.com/health/severe-acute-respiratory-syndrome-sars
https://www.healthline.com/health/coronavirus-covid-19
https://www.healthline.com/health/fever
drzuhdy.com

1 KOMENTAR

Komentar ditutup.