SOP Influenza (Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit di Puskesmas)

0
658
sop influenza
Langkah penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit influenza

Data SOP influenza dalam rangka penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit di puskesmas. Berkas standar operasional prosedur ini juga diperlukan sebagai kelengkapan administrasi proses akreditasi puskesmas. Yuk di simak di bawah ini!

SOP Influenza

Gambar
Logo Kabupaten
Diagnosis dan Tatalaksana Influenza
SOP
No. Dokumen: xx
No Revisi: xx
Tanggal Terbit: xx
Halaman: xx
gambar lambang logo puskesmas
Kabupaten ABCDKepala Puskesmas EFGH

(nama kepala puskesmas)
(NIP kepala puskesmas)
1. PengertianInfluenza lebih sering dikenal dengan flu. Ini adalah suatu jenis penyakit menular yang mengenai organ saluran pernafasan atas dan paru-paru yang diakibatkan oleh virus influenza tipe A, B, dan C. Virus ini selalu mengalami perubahan setiap waktu yang kadang-kadang pada suatu keadaan bisa menimbulkan pandemik.

No. ICPC II : R80 Influenza
No. ICD 10 : J11 Influenza, virus not identified
2. TujuanDasar panduan penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan penyakit influenza
3. ReferensiPERMENKES No. 5 tahun 2014 mengenai Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer.
4. Prosedur1. Alat dan Bahan:
– Tensimeter
– Stetoskop
– Termometer
– Stopwatch/ timer
– Lampu senter

2. Hasil Anamnesa (Bersifat Subjektif)
Keluhan yang sering dikeluhkan adalah demam, bersin-bersin, batuk, nyeri pada tenggorokan, pilek (rinore), nyeri dan pegal-pegal pada sendi dan badan, nyeri pada kepala, badan terasa lemah.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik Penunjang Sederhana (Bersifat Objectif)
Tanda patognomonis dari pemeriksaan fisik penyakit influenza, antara lain:
a. Febris,
b. Rinore, dan
c. Mukosa hidung edema.

Pemeriksaan penunjang: pada penyakit ini pemeriksaan tidak terlalu dibutuhkan.

4. Penegakan Diagnosis (Asesmen)
Diagnosis klinis penyakit influenza cukup mudah dilakukan. Penilaian dilaksanakan dengan teliti untuk mencari tanda dan gejala patognomis yang kejadiannya secara tiba-tiba. Gejala juga bisa disertai dengan keluhan saluran pernafasan lain semisal batuk.

Pada umumnya penyakit ini juga diderita oleh orang yang berdekatan dengan pasien. Oleh karena itu, kontrol diagnosa pasien dan orang di sekitar pasien sebaiknya dilakukan. Diperlukan tindak lanjut bila terdapat perburukan dalam waktu 72 jam pertama.

5. Rencana Tatalaksana Komprehensif
Penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan influenza biasanya tanpa membutuhkan obat (self limited disease). Pasien perlu meningkatkan daya tahan tubuh dan meringankan gejala dan keluhan dengan beristirahat, menurunkan tempo dan derajat aktivitas, dan meningkatkan status gizi

b. Pengobatan simptomatis secara oral
Pada orang dewasa:
– Anti demam: parasetamol 3-4 x 500 mg tiap hari, atau ibuprofen 3-4 x 200-400 mg dalam 1 hari.
– Dekongestan: pseudoefedrin (4-6 x 60 mg per hari)
– Antihistamin: klorfeniramin maleat 3-4 x 4-6 mg per hari, atau difenhidramin 4-6 x 25-50 mg tiap hari, atau loratadin atau cetirizine 1 x 10 mg per hari.
– Antitusif atau ekspektoran bila ada gejala batuk.

Pada anak-anak:
– Penurun demam: parasetamol 3-4 x 10-15 mg/kgBB atau ibuprofen 3-4 x 5-10 mg/kgBB
– Antihistamin: klorfeniramin maleat 3-4 x 0,35 mg/kgBB, atau loratadin 1 x 0,5 mg/kgBB, atau cetirizine 1 x 0,3 mg/kgBB.
– Antitusif dan ekspektoran bila terdapat keluhan batuk.

Konseling dan edukasi
a. Edukasi
Edukasi bertujuan agar individu dan orang di sekitar lingkungannya paham akan proses penyebaran penyakit. Penyakit ini menyebar melalui udara sehingga pasien seharusnya menerapkan pola rumah yang sehat, higienitas dan sanitasi lingkungan yang baik. Selain itu, kepada pasien juga dijelaskan cara batuk yang sehati dan pentingnya pemakaian masker untuk mencegah penularan penyakit.

b. Pencegahan
Penyakit influenza bisa dicegah dengan imunisasi influenza. Biasanya prioritas imunisasi ini dilaksanakan pada individu dengan risiko tinggi. Selain itu, pelaku perjalanan dari daerah endemik influenza harus diwaspadai.

6. Kriteria Rujukan
Bilamana ditemukan adanya tanda pneumonia (demam tidak kunjung mereda dalam waktu 5 hari disertai batuk purulen dan sesak napas) maka dilakukan rujukan ke rumah sakit.

Nah, itu tadi contoh SOP influenza yang bisa diterapkan di puskesmas. Sebaiknya standar operasional prosedur yang telah dibuat dibukukan sebagai asip kelengkapan administrasi akreditasi puskesmas. semoga bermanfaat.

Baca juga: SOP gastritis