SOP Hemoroid (Diagnosis dan Pengobatan di Puskesmas)

0
1010
sop hemoroid ambeien
Gambar ilustasi hemoroid

Tulisan ini berisi standar operasional prosedur SOP hemoroid untuk pedoman dalam menegakkan diagnosis. Prinsip pengobatan hemoroid di puskesmas pun bisa berdasarkan atas SOP ini.

Selain itu, tulisan ini juga bisa digunakan sebagai pertinggal administrasi di puskesmas. Bahan ini diperlukan dalam akreditasi upaya kesehatan perseorangan di puskesmas. Yuk disimak di bawah ini.

SOP Hemoroid di Puskesmas

Gambar Logo
Kabupaten
Diagnosa dan Tatalaksana
Hemoroid Grade I-II
SOP

No. Dokumen:
No. Revisi:
Tanggal Terbit:
Halaman
:
gambar lambang logo puskesmas
Nama KabupatenKepala UPTD Puskesmas PQR

(Nama kapus)
(NIP kapus)
1. DefinisiHemoroid adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran pembuluh-pembuluh darah vena di dalam pleksus hemoroidalis.
No. ICPC II : D95 Anal fissure/perianal abscess
No. Kode ICD 10 : K64.8
2. TujuanSebagai pedoman untuk penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit hemoroid di puskesmas
3. SumberPERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer.
4. Prosedur1. Alat dan Bahan
Peralatan yang dipergunakan dalam upaya diagnosis dan penatalaksanaan, yaitu:
a. Sfigmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Penghitung waktu
e. Senter

2. Hasil Anamnesis (Subjektif)
Biasanya pasien datang ke puskesmas dengan keluhan :
a. Keluar darah sewaktu proses defekasi yang berwarna merah segar. Darah pun dapat terlihat menetas dari anus sehabis buang air besar. (baca juga: Kenapa saat buang air besar ada keluar darah?)
b. Terjadi prolaps anus sewaktu proses defekasi. Massa prolaps biasanya akan masuk secara otomatis bila derajat penyakit masih ringan. Bila terlampau berat maka berkemungkinan harus dimasukkan secara manual atau bahkan tidak bisa masuk kembali.
c. Keluar lendir.
d. Terjadi iritasi pada kulit di sekitar lubang anus.
e. Dapat disertai gejala dan keluhan anemia (semisal pucat, pusing, lemah, letih ,lesu, dan lain-lain).

3. Hasil Pemeriksaan Fisikal dan Penunjang Sederhana
Beberapa pemeriksaan fisik yang bisa dilaksanakan, antara lain:
a. Pemeriksaan pertanda anemia.
b. Pemeriksaan status lokalis, yaitu:
a.1. Inspeksi:
– Pada hemoroid derajat I biasanya tidak memperlihatkan kelainan pada area regional anal. Ini bisa diperiksa dengan inspeksi (observasi dan pengamatan) saja.
– Pada hemoroid derajat II biasanya akan belum terlihat benjolan mukosa yang keluar dari anus. Namun, dapat terlihat pembengkakan dari bagian hemoroid yang tertutup kulit.
– Pada hemoroid derajat III dan IV akan terlihat masa yang menonjol keluar dari muara anus. Bagian luar massa diselubungi oleh kulit. Sementara itu bagian dalam ditutupi oleh mukosa yang warnanya merah atau keunguan.

b. Palpasi:
– Hemoroid internal di stadium awal adalah pelebaran pembuluh darah vena yang konsistensinya lunak. Pelebaran ini juga mudah kolaps sehingga tidak bisa diraba dengan palpasi.
– Bilamana hemoroid telah lama dan mengalami prolaps maka jaringan ikat mukosa mengalami fibrosis. Keadaan ini bisa diraba pada area bawah rektum dengan rectal toucher (RT).

4. Penegakan Diagnosis
Diagnosis klinis diambil berdasarkan kesimpulan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Hemoroid pun dikelompokkan menjadi:
Klasifikasi Hemoroid
a. Hemoroid interna
Hemoroid ini berawal dari area proksimal dentate line dan diselubungi oleh mukosa. Hemoroid ini dibagi atas 4 grade, antara lain:
– Grade I: hemoroid mencapai lumen anal kanal.
– Grade II: hemoroid sampai pada sfingter eksternal dan terlihat sewaktu pemeriksaan, namun akan masuk kembali secara spontan.
– Grade III: hemoroid sudah keluar dari kanal anal. Hemoroid hanya bisa masuk bila ditekan secara manual.
– Grade IV: hemoroid keluar dan tidak bisa masuk kembali ke kanal anal walaupun telah ditekan secara manual.

b. Hemoroid eksterna
Hemoroid ini berasal dari bagian dentate line dan diselubungi oleh epitel mukosa termodifikasi. Hemoroid ini banyak mengandung sel saraf serabut nyeri somatik.

5. Manajemen Penatalaksanaan Komprehensif
Tatalaksana Hemoroid Interna:
a. Hemoroid grade I
Diberikan terapi konservasi medis. Dianjurkan untuk menjauhi makanan pedas dan banyak mengandung lemak. Penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) juga dihindari.
b. Hemoroid grade II dan III
Disarankan untuk dilaksanakan prosedur pembedahan. Rujuk ke poli bedah rumah sakit.
c. Hemoroid grade III dan IV
Tatalaksana paling baik adalah tindakan operasi hemorrhoidectomy. Rujuk ke poli bedah rumah sakit.
d. Hemoroid grade IV
Hemoroid grade IV atau dengan komplikasi jaringan inkarserata akan memerlukan advise dan tatalaksana pembedahan yang cepat. Rujuk ke poli bedah rumah sakit.

Tatalaksana Hemorrhoid Eksternal :
Hemoroid eksternal biasanya bisa ditatalaksana dengan baik dengan prosedur eksisi oleh dokter spesialis bedah. Puskesmas dapat memberikan obat anti nyeri dan anti konstipasi untuk mencegah perburukan.

Edukasi dan Konseling
Memberikan edukasi kepada pasien tentang cara pencegahan hemoroid. Beberapa tips pencegahan, antara lain:
a. Cukupi kebutuhan serat sebanyak 25-30 gram dalam satu hari. Serat akan membantu melembutkan dan membentuk massa feses. Tinja yang lebih lembut dan berbentuk akan mudah dikeluarkan dan mengurangi kedanan.
b. Cukupkan minum air putih sebanyak 6 sampai 8 gelas dalam sehari.
c. Menjaga pola buang air besar yang sehat. dan tidak membiasakan menahan buang air besar.

6. Kriteria Rujukan
Seperti dijelaskan di atas bahwasanya hemoroid derajat II hingga IV direkomendasikan dirujuk ke rumah sakit.
5. Unit terkait1. Poli umum
2. Laboratorium

Nah, itu tadi SOP hemoroid yang bisa kami bagikan. Mudah-mudahan bermanfaat.

Info terkait: SOP tonsilitis